Onew-Victoria. Minho-Krystal.
Romance. Friendship. High School Love Story.
PG-15.
Prolog II.
MINHO POV.
Pip. pip. pip.
Aku mengerang. Meradang tanpa alasan jelas karena mendengar bunyi Alarm di Senin pagi. Tanganku yang sudah terlatih mematikan alarm disamping tempat tidur selama bertahun-tahun melakukan tugasnya dalam satu gerakan cepat.
Pip.
Bagus. Berhentilah mengoceh, alarm sial.
Tubuhku beringsut, kembali ketengah tempat tidur. Baru saja aku menarik selimut sebatas perut, giliran handphone-ku yang membuat ulah. Ia turut mengoceh.
Im so stupid~
Im so stupid~
Im so stupid liar~
Tubuhku menegang seketika. Tak sampai satu detik aku sudah terduduk dari posisi tidurku. Bunyi itu… bunyi nada dering yang kupasang khusus untuk Krystal!
Setelah berdehem beberapa kali-untuk memperbaiki suara serak sehabis bangun tidur-dan sengaja mendiamkan nada dering itu selama satu menit, aku-pun mengangkatnya.
“Halo Krys, A-”
“Astaga Minho, kenapa lama sekali? kau tau jam berapa sekarang? harusnya kau sudah menjemputku lima belas menit yang lalu tahu!” Krystal berbicara-atau bisa dibilang menjerit-dengan suara nyaringnya yang memekakkan telinga orang normal.
Lima menit kedepan ia habiskan untuk mengomeli dan mengkritik jam tidurku. Membuatku betah lama-lama menempelkan telinga diponsel. Krystal tidak pernah tahu ini, tapi justru diomeli olehnya adalah hal yang paling kutunggu-tunggu setiap pagi. Sudah tujuh tahun lebih aku rajin mengulangi kebiasaan bangun siangku. Hanya demi mendengar omelannya tiap pagi.
“Bukannya sembuh, kebiasaanmu semakin buruk saja, tahun ini kau sudah kelas tiga, tapi kebiasaanmu tetap sama saja seperti saat SD.”
Mendengarnya aku tersenyum. Ya Krys. Disitulah letak poinnya. Kebiasaanku selalu sama. Sadarlah gadis bodoh.
“Sebentar lagi kau sudah lulus, naik ke perguruan tinggi! andai kau bisa mencontoh sedikiiiit saja dari sifat Jinki…”
Secara otomatis tanganku menjauhkan ponsel dari telinga. Omongan Krystal selanjutnya sudah tak mau kudengar, karena aku yakin dia akan membicarakan Jinki, plus segudang prestasi dan kelebihan yang dimiliki oleh pacar-sialannya itu. Tak tau harus apa, aku memutar bola mataku. Dramatis. Aku sudah disampingmu selama tujuh belas tahun, Krys. Dan kau sama sekali tak pernah menyadari perasaan yang telah lama kusimpan dan kujaga, hanya untukmu. Atau setidaknya lihatlah aku sebagai laki-laki berumur 18 tahun, bukan teman kecilmu yang selalu ada untuk kau andalkan jika kekasihmu sedang tak ada.
***
TBC.